Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto |
JAKARTA, nandayulisetyawan.com - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, pemerintah saat ini tengah membahas pembentukan badan pengelola Jembatan Selat Sunda. Pemerintah tengah memikirkan rancangan peraturan presiden terkait pembentukan badan pengelola tersebut.
"Drafnya sudah ada. Nanti kita bahas kalau sudah setuju. Kita akan ajukan ke Presiden," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/12/2011).
Djoko mengatakan, badan pengelola Jembatan Selat Sunda akan terbentuk dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Sembari menunggu pembentukan badan pengelola, sambungnya, ketua harian tim pengarah akan menunjuk inisiator untuk melakukan perencanaan desain. Pada saatnya nanti, badan ini akan melakukan kontrak perjanjian dengan pemerintah daerah Banten, pemerintah daerah Lampung, dan pihak swasta untuk membuat perencanaan dan desain.
Berdasarkan rencana, Jembatan Selat Sunda terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Merak dan rencana Jalan Tol Cilegon-Ciwandan sepanjang 14 kilometer dan rencana Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung-Metro sepanjang sekitar 80 kilometer.
Jembatan Selat Sunda akan dibangun dengan dua sistem, yaitu jembatan gantung ultrapanjang dari baja (untuk melangkahi palung-palung lebar) dan viaduct beton pracetak balanced cantilever untuk lintasan selebihnya.
Jembatan viaduct beton dipilih karena bahan dasarnya diproduksi di dalam negeri, seperti agregat, semen, baja tulangan. Kontruksinya juga tak memerlukan teknologi tinggi serta akan menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Bulan Oktober 2007, Kompas meliput Wiratman menandatangani memorandum of agreement prefeasibility atau prastudi kelayakan Jembatan Selat Sunda bersama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dan pengusaha nasional Tommy Winata.
Dalam pemaparan Wiratman, panjang keseluruhan Jembatan Selat Sunda adalah 31 km yang terbagi dalam lima seksi (dari timur ke barat), yakni seksi I sepanjang 7,5 km, seksi II (7 km), seksi III (7 km), seksi IV (3,5 km), dan seksi V (6 km). Sementara lebar Jembatan Selat Sunda dirancang 60 meter dengan 2 x 3 lajur lalu lintas jalan raya, lintasan ganda (double track) kereta api, dan 2 x 1 lajur pejalan kaki, serta jalur darurat.
Jembatan Selat Sunda akan dirancang dengan konstruksi gantung yang melewati (dari timur ke barat) Pulau Ular, Sangiang, dan Panjurit. Salah satu bentang jembatan diprediksi selebar 3,5 kilometer "melompati" palung Selat Sunda sehingga Jembatan Selat Sunda mengalahkan bentang jembatan Selat Messina (antara Italia dan Pulau Sisilia).
"Drafnya sudah ada. Nanti kita bahas kalau sudah setuju. Kita akan ajukan ke Presiden," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/12/2011).
Djoko mengatakan, badan pengelola Jembatan Selat Sunda akan terbentuk dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Sembari menunggu pembentukan badan pengelola, sambungnya, ketua harian tim pengarah akan menunjuk inisiator untuk melakukan perencanaan desain. Pada saatnya nanti, badan ini akan melakukan kontrak perjanjian dengan pemerintah daerah Banten, pemerintah daerah Lampung, dan pihak swasta untuk membuat perencanaan dan desain.
Berdasarkan rencana, Jembatan Selat Sunda terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Merak dan rencana Jalan Tol Cilegon-Ciwandan sepanjang 14 kilometer dan rencana Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung-Metro sepanjang sekitar 80 kilometer.
Jembatan Selat Sunda akan dibangun dengan dua sistem, yaitu jembatan gantung ultrapanjang dari baja (untuk melangkahi palung-palung lebar) dan viaduct beton pracetak balanced cantilever untuk lintasan selebihnya.
Jembatan viaduct beton dipilih karena bahan dasarnya diproduksi di dalam negeri, seperti agregat, semen, baja tulangan. Kontruksinya juga tak memerlukan teknologi tinggi serta akan menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Bulan Oktober 2007, Kompas meliput Wiratman menandatangani memorandum of agreement prefeasibility atau prastudi kelayakan Jembatan Selat Sunda bersama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dan pengusaha nasional Tommy Winata.
Dalam pemaparan Wiratman, panjang keseluruhan Jembatan Selat Sunda adalah 31 km yang terbagi dalam lima seksi (dari timur ke barat), yakni seksi I sepanjang 7,5 km, seksi II (7 km), seksi III (7 km), seksi IV (3,5 km), dan seksi V (6 km). Sementara lebar Jembatan Selat Sunda dirancang 60 meter dengan 2 x 3 lajur lalu lintas jalan raya, lintasan ganda (double track) kereta api, dan 2 x 1 lajur pejalan kaki, serta jalur darurat.
Jembatan Selat Sunda akan dirancang dengan konstruksi gantung yang melewati (dari timur ke barat) Pulau Ular, Sangiang, dan Panjurit. Salah satu bentang jembatan diprediksi selebar 3,5 kilometer "melompati" palung Selat Sunda sehingga Jembatan Selat Sunda mengalahkan bentang jembatan Selat Messina (antara Italia dan Pulau Sisilia).
sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda tentang kiriman ini. Kritik dan saran dari anda akan membangun blog ini. Terima Kasih.