Bagi sebagian orang, memiliki hewan peliharaan memang memberi
kebahagiaan tersendiri. Namun yang menjadi permasalahan, bagaimana jika
binatang kesayangan justru membawa malapetaka bagi Anda?
Binatang
selama ini memang diketahui sebagai salah satu sumber penyebaran
penyakit. Oleh karena itu, penting artinya bagi Anda para penggemar
hewan untuk mengenali ancaman dari keberadaan binatang peliharaan. Yang
tidak kalah penting adalah selalu rutin menjaga kesehatan dan kebersihan
hewan kesayangan beserta kandangnya.
Berikut ini adalah beberapa
jenis hewan dengan potensi yang dimilikinya untuk menjadi penular dan
perantara bibit penyakit. Di antara hewan-hewan ini, ada yang bebas dan
hidup liar di alam, ada pula yang menjadi binatang peliharaan. Yang
pasti, bila Anda memiliki hewan peliharaan, maka pastikan untuk selalu
memantau dan mengecek kesehatan mereka secara berkala untuk mencegah
kemungkinan penularan.
1. Monyet
Sejumlah
pakar penyakit menular menyatakan, kera atau monyet bisa membawa virus
Herpes B yang dapat ditularkan melalui air liur dan berpotensi
mematikan.
"Herpes B dapat menyebabkan ensefalitis, pembengkakan
otak. Virus ini terdapat dalam air liur dan dapat masuk ke otak.
Untungnya, kasus ini masih cukup jarang terjadi," kata dr William
Schaffner, profesor dan chairman di Department of Preventive Medicine dari Vanderbilt University School of Medicine di Nashville, Tennessee.
2. Kelelawar
Meskipun
kelelawar jarang ditemukan, binatang ini juga dapat menyebabkan
penyakit serius. "Kelelawar dapat menyebabkan rabies pada manusia,"
ungkap Schaffner.
Virus rabies lebih sering menyebar melalui
kontak dengan binatang lain yang terinfeksi, seperti serigala, anjing
hutan, rakun, selain juga anjing dan kucing.
Rabies dapat
memengaruhi sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kebingungan,
halusinasi, kelumpuhan parsial, dan kesulitan menelan. Jika tidak
diobati, maka rabies biasanya berakibat fatal dalam beberapa hari
setelah gejala ini muncul.
3. Kelinci liar
Sebagai
binatang peliharaan, kelinci memang terlihat begitu manis dan
menggemaskan. Namun, kelinci juga bisa membahayakan karena dapat
menularkan penyakit tularemia. Tularemia adalah penyakit yang dapat
menyebabkan masalah pernapasan serius. Tularemia juga dikenal sebagai
demam kelinci.
Gejala yang ditimbulkan di antaranya demam
mendadak, menggigil, nyeri sendi, dan lemah. Bahkan, orang yang
terinfeksi dapat berisiko terkena pneumonia (radang pada organ paru) dan
kesulitan bernapas.
Ahli Penyakit Menular dari University of
Miami Miller School of Medicine, dr Gordon Dickinson, mengatakan bahwa
orang-orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini adalah pemburu.
4. Burung
Burung
dapat menularkan sejumlah penyakit. Di antaranya flu burung, penyakit
yang cukup mendapat perhatian internasional pada tahun 1990-an.
Flu
burung disebabkan oleh virus, H5N1, yang dapat menular melalui
penanganan unggas yang terinfeksi. Sejak tahun 1997, lebih dari 120 juta
burung di seluruh dunia telah mati atau dimusnahkan untuk mencegah
penyebaran virus tersebut. H5N1 sangat mematikan pada manusia.
Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 300 orang telah meninggal
dunia akibat flu burung sejak tahun 2003. Gejala umum yang dapat terjadi
adalah demam tinggi, keluhan pernapasan dan (mungkin) perut. Replikasi
virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera
mendapatkan perhatian medis.
5. Tikus
Hantavirus
adalah penyakit yang ditularkan oleh tikus. Hantavirus terdapat pada
tinja, air liur, dan air kencing tikus. Gejala pada penderita antara
lain demam dan nyeri otot, sakit perut, diare, dan muntah. Gejala
berlanjut menjadi batuk dan sesak napas dalam 4-5 hari setelah
terinfeksi. Jika tak segera ditangani, maka penyakit ini bisa berakibat
fatal, yakni infeksi paru-paru.
Bukan hanya itu, tikus juga dapat menularkan penyakit leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan meningitis. Bakteri tersebut juga dapat menularkan bakteri salmonela dan giardia, yang dapat menyebabkan penyakit pencernaan.
6. Reptil
Reptil adalah hewan yang sangat berbahaya karena secara alami membawa bakteri salmonela pada kulit mereka.
"Sama halnya dengan manusia yang memiliki (bakteri Staph) pada kulit, reptil juga mempunyai bakteri, yakni salmonela, pada kulit mereka," kata Emilio DeBess, seorang dokter hewan.
Menurut
DeBess, anak-anak sangat rentan terhadap infeksi salmonela yang
disebabkan oleh reptil. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
AS memperkirakan bahwa sekitar 74.000 orang terpapar bakteri salmonela
yang berasal dari reptil.
7. Sapi
Menurut
Emilio DeBess, sapi mempunyai keterkaitan dengan penyebaran tiga
penyakit utama, seperti infeksi salmonela, infeksi E coli, dan
ensefalitis. Strain bakteri E coli yang dikenal sebagai O157: H7 tidak
berbahaya untuk hewan ternak, tetapi dapat menyebabkan penyakit serius
dan bahkan kematian pada manusia.
Ensefalitis sapi, atau Mad Cow
Disease, adalah penyakit peradangan otak akut yang disebabkan oleh
infeksi bakteri. Jika menyebar ke manusia, maka penyakit ini dapat
menyebabkan Creutzfeld-Jakob Disease, suatu penyakit degeneratif otak
dan bisa mematikan pada manusia. DeBess mengatakan, sulit untuk
mengetahui berapa banyak jumlah kasus Creutzfeld-Jakob karena masa
inkubasinya cukup panjang.
8. Anjing
Anjing
merupakan teman terbaik manusia yang juga bisa menjadi musuh terburuk
manusia ketika menularkan penyakit. Selain menyebabkan rabies, anjing
dapat menularkan parasit seperti cacing tambang dan cacing gelang.
Bahkan
DeBess menambahkan, kutu pada anjing dapat membawa bakteri yang
menyebabkan penyakit Rocky Mountain Spotted Fever, yang berakibat fatal
jika tidak diobati.
9. Kucing
Selain
menyebabkan rabies, kucing juga dapat menularkan penyakit tularemia dan
toksoplasmosis. Menurut DeBess, bakteri dan parasit yang menyebabkan
tularemia dan toksoplasmosis biasanya dibawa oleh hewan lain.
Toksoplasma
dapat terpapar apabila manusia melakukan kontak dengan kotoran kucing
yang terkontaminasi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi. "Kami selalu khawatir hal akan terjadi pada wanita hamil
karena dapat menyebar dari ibu ke janin," katanya.
Toksoplasma
sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat
menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kecacatan pada
bayi. Toksoplasmosis berat dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata,
atau organ lainnya.
sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda tentang kiriman ini. Kritik dan saran dari anda akan membangun blog ini. Terima Kasih.