JOGJA—Banyak karya dan pemikiran Leonardo da Vinci menyimpan misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini. Namun, salah satu ‘rumus’ yang ditemukan tokoh yang terkenal dengan lukisan ‘Mona Lisa’ itu, berhasil dijabarkan oleh ilmuwan Prancis.
Lebih dari 500 tahun lalu, Leonardo da Vinci mengamati hubungan tertentu antara ukuran batang pohon dan ukuran cabang-cabangnya. Menurut dia, gabungan luas penampang cabang anak sama dengan luas penampang cabang induk. Namun, da Vinci tidak tahu mengapa pohon bercabang mengikuti aturan ini
Adalah Christophe Eloy, fisikawan dari Aix-Marseille University di Aix-en-Provence, Prancis, yang berhasil menjabarkan ‘rumus’ da Vinci tersebut. Menurut penelitiannya, aturan tersebut memungkinkan pohon menahan tekanan angin dengan optimal.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Physical Review Letters, Eloy menjelaskan ‘rumus’ da Vinci itu begitu alami dan sederhana meski agak sulit dijelaskan dengan bahasa matematika.
“Jika sebuah cabang bercabang lagi menjadi dua, maka luas permukaan dua cabang anak tersebut sama dengan luas permukaan cabang induk,” ujar Eloy seperti dilansir wrvo.org.
Menurut Aloy, sejumlah penelitian terkait hal tersebut pernah dilakukan berdasarkan pada ketentuan hidrolik dan struktur. Namun penjelasannya tidak begitu meyakinkan. Salah satunya adalah penjelasan hidrolik yang disebut ‘pipe model’ yang menyatakan ‘rumus’ da Vinci tersebut mungkin terjadi karena proporsi percabangan disesuaikan cara pembuluh vascular mengubungkan akar pohon dengan daun untuk menyediakan air dan nutrisi. Namun penjelasan ini tidak meyakinkan karena kemampuan pembuluh vascular dinilai tak cukup besar untuk menangani kebutuhan seluruh bagian pohon.
“Penelitian saya menunjukkan ada penjelasan alternatif dengan mempertimbangkan beban eksternal, seperti yang disebabkan kekuatan angina,” jelas Eloy seperti dilansir physorg.com, Kamis (5/1).
Menurut Eloy, ‘rumus’ da Vinci merupakan konsekuensi dari adaptasi yang dilakukan pohon selama pertumbuhan untuk melawan tekanan angin dengan optimal. Ia juga menyimpulkan tanaman dapat mengubah pola pertumbuhan mereka merespons pengaruh mekanik, seperti angin. Fenomena ini disebut ‘thigmomorphogenesis’.
Meski begitu, ‘rumus’ da Vinci tersebut ternyata tidak selalu berlaku untuk semua spesies pohon. “Sementara ini mungkin baru berlaku bagi 10 spesies pohon saja,” pungkas Eloy.(Harian Jogja/Galih Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda tentang kiriman ini. Kritik dan saran dari anda akan membangun blog ini. Terima Kasih.